Cerita Pendek - Anekdot
“Berat
dibagi banyak sama dengan ringan”
Penulis
: Widhianto Fajar
Pada suatu jaman, hiduplah petani desa yang bernama
selamet. Setiap hari si selamet berkerja dibawah terik matahari demi menghidupi
keluarganya. Dengan bercocok tanam serta menggarap sawah dan kebun milik warga
Asing, sesuap nasi dapat dibelinya untuk dibawanya pulang agar melihat senyum
manis dari isterinya. Selamet terkenal pekerja keras dan sangat mencintai
isterinya akan tetapi selamet sangat takut jika isterinya marah . Isterinya sangat
geram jika selamet melakukan kesalahan.
Hari panen telah tiba, Selamet begitu riang dan bahagia
menyambutnya. Dengan bekal yang dibuat oleh sang isteri, Selamet pun pergi ke
kebun milik warga Asing tersebut. Tiba-tiba dijalan Selamet melihat cewek cantik
dengan rok mini, karena salah fokus … Selamet pun tersandung batu yang
mengakibatkan sandalnya putus dan bekal hancur berantakan di atas tanah.
“Waduh….Piye
iki?!?..Nasib-nasib,gara gara ndelok cewek sandalku pedot ditambah manganku
ambyar…duh Gusti!!” (Sambat Selamet)
“Aku mulih pasti bojo
galak iki…duh Gusti!!” (Lanjut Selamet)
Seketika itu Selamet
terdiam dan mulai berfikir. Lalu ide pun muncul di otak Selamet. Dengan
berjalan menuju masjid Selamet pun berdoa dan mengharapkan hidayah dari
permasalahannya. Saat sampai di depan masjid, Selamet langsung tersungkur
sembah sujud mengucapkan syukur karena
telah menemukan sandal yang mirip dengan miliknya.
“Alhamdulillah mulihku
selamet Gusti…..!” (Ujar Selamet)
Tak berfikir lama..
Sandal itu pun diambilya, akan tetapi marbot masjid mengetahuinya serta
meneriaki si Selamet yang akhirnya dilaporkan kepada pihak yang berwajib.
Setelah olah TKP dan serangkaian wawancara sampai dipublikasikan di
Youtube,WhatsApp,dan Instagram Selametpun menjadi viral serta menjadi selebgram
terbanyak followernnya sangking banyaknya yang ngeBully nya. Setelah itu
Selametpun harus berhadapan dengan meja hijau.
Pada hari yang sama,
Selamet menunggu Yang Mulia untuk mengadili dirinya. Saat sedang menunggu,
Selamet mendengarkan jatuhan hukuman untuk seorang koruptor adalah 5 hari masa
tahanan. Mendengar itudia sedikit lega dan menghela nafas cukup panjang, karena
fikirnyahukuman yang dijatuhi kepadanya nanti akan lebih ringan dari koruptor
tersebut.
Waktu pengadilan Selamet pun tiba. Dengan wajah polos
,Selamet duduk di depan meja Yang Mulia. Setelah mendengar kronologi yang
diperbuat oleh Selamet…. Yang Mulia memvonis Selamet dengan jatuhan hukuman 5
tahun masa tahanan. Mendengar itu Selamet pun mengajukan banding
.
“ Bagaimana bisa wahai
Yang Mulia. Saya hanya mengambil sepasang sandal di masjid dijatuhi hukuman 5
tahun penjara, sedangkan saya tadi mendengar seorang koruptor yang korupsi
sebanyak 2 Milyar dijatuhi hukuman 5 hari dipenjara.” (Protes Selamet)
Dengan Santuy nya Yang
Mulia menimpali ujar Selamet.
“ Jadi begini saudara
Selamet…. Saudara Selamet telah mencuri sandal ber Merk EIGER dengan harga 250
ribu rupiah dan merugikan 1 orang. Sedangkan koruptor telah korupsi 2 Milyar
namun kerugiannya jika dibagi dengan rakyat Indonesia yang keseluruhannya
berjumlah 200Juta Jiwa. Ini artinya setiap orang hanya dirugikan sebesar 10
ribu rupiah saja.”
Mendengar itu Selamet
langsung terkena STROKE dadakan dan membatin dalam hatinya yang paling dalam.
“Kenopo aku gak dadi
koruptor wae Gusti…..!?!?!”
TAMAT
Jenis Cerita : Anekdot
Tidak ada komentar