Breaking News

Istiqomah Kebajikan dalam Peringatan ke-7 Milad UNUSA

Istiqomah Kebajikan dalam Peringatan ke-7



Perkembangan zaman amat sangat pesat ketika era digital mulai di gaungkan. Begitu pula dengan ekonomi, kultur, budaya, sosial maupun politiknya, adanya perkembangan zaman yang serba kilat dan praktis demikian harus mampu kita serap dengan cepat serta sesegera mungkin kita aktualisasikan melalui gerakan nyata yang kongkrit untuk membantu menjunjung tinggi eksistensi Indonesia sebagai Negara yang besar dan berdaulat tinggi untuk ikut andil dalam persaingan skala Internasional.

Namun cara serap dan aktualisasi tersebut tak semudah intruksi otak kanan kita terhadap mulut agar segera mungkin membuka lebar untuk menyambut makanan yang akan masuk lalu dikunyah. Itu semua memerlukan proses panjang dan kesabaran yang istiqomah. Indonesia perlu banyak mengaca dan belajar dari rekam jejak sejarah yang ada, maupun dari regulasi alamiah yang muncul kepermukaan. Untuk itu jalan yang tepat dilakukan adalah menggencarkan pendidikan dan terus mendidik generasi bangsa.

Nahdlatul Ulama’ sebagai organisasi Islam kemasyarakatan terbesar harus mampu membawa dan mengarahkan jamaahnya agar dapat membantu kesuksesan Indonesia sebagai Bangsa yang besar dan berdaulat. Tentunya telah lama Nahdlatul Ulama fokus serta istiqomah untuk melakukan kajian maupun dakwah Islam yang Nusantara, sehingga bagi mereka yang benar-benar tulus dan ikhlas dalam proses belajarnya akan tertanam kecintaan terhadap bangsa.

Pada akhir-akhir ini pula Nahdlatul Ulama’ tidak ingin stagnan pada cara lama dibidang dakwah dan pendidikannya. Hal itu terbukti dengan banyak berdirinya Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama’ diberbagai wilayah nusantara ini. Salah satunya adalah Universitas Nahdlatul Ulama’ Surabaya (UNUSA), yang tepat pada tanggal 2 Juli 2020 ini memperingati momentum kebanggaannya yang ke-7.

Ya, benar!!! Pada tahun 2013 lah UNUSA dilahirkan. Atas dasar suport yang amat tinggi, pendeklarasian UNUSA yang di naungi oleh Yayasan Rumah Sakit Islam Surabaya (YARSIS) tersebut dihadiri langsung oleh Prof. Dr. KH. Said Aqil Siradj, M.A. selaku Tanfidziyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama’ (PBNU) dan beberapa tokoh NU yang lain.

Dengan demikian Nahdlatul Ulama’ dalam perjalanannya menuju 1 Abad, telah menyiapkan pondasi untuk menghadapi tantangan zaman di era digital ini. Namun jangan sampai dengan munculnya lembaga-lembaga pendidikan tersebut malah mengajarkan kepada generasi penerus Bangsa dan NU khususnya untuk menjadi pribadi yang kehilangan kulturnya, apa lagi sampai menghilangkan kebiasaan majemuk yang telah lama mendarah daging pada diri kita.

Maka akan sangat penting sekali dalam lembaga pendidikan Nahdlatul Ulama’ disertakan wawasan mendalam tentang berhubungan dengan Allah (hablum minallah), hubungan dengan manusia (hablum minannas), hubungan dengan lingkungan atau alam (hablum minal alam). Hal tersebut juga sesuai dengan apa yang dijelaskan dalam buku Imam Al-Gazali yang berjudul ‘Tahafut al-Falasifah’ yang mengatakan apa pun yang ada didunia ini saling berkaitan. Tak lupa pula untuk mengajarkan 4 (empat) nilai Aswaja, Tawasuth (Moderat), Tawazun (Seimbang), Tasamuh (Toleransi), Ta’adul/I’tidal (Netral/Adil).

Sekian sedikit gubahan yang dapat saya persembahkan dalam memperingati hari Milad Universitas Nahdlatul Ulama’ Surabaya yang ke-7. Selaku penulis saya mohon banyak koreksi dan masukannya, serta mohon maaf yang sebesar-besarnya. Jika ada kelebihan murni datangnya dari Allah SWT, dan jika ada kekurangan murni pula dari kebodohan penulis.

Penulis : A. Chong
Editor : Denny Ramadhani
Gambar : Abdus Salam

Tidak ada komentar