Breaking News

PELIKNYA AKTIVIS PUAN

PELIKNYA AKTIVIS PUAN

Mengupas istilah aktivis, aktivis memang bukan sesuatu julukan yang asing dalam kehidupan masyarakat, terlebih dalam lingkup mahasiswa. Secara garis besar peran aktivis dikenal sebagai orang-orang yang kritis, yang memiliki mental baja dalam memperjuangkan kebenaran, keadilan, dan kepentingan rakyat. Mereka rela terjun ke dalam situasi bahaya serta turut andil menyuarakan isu-isu sosial, politik secara lantang dan berani untuk membela hak-hak masyarakat di tengah pusaran badai oligarki. Jika kita mengacu kepada Kamus Besar Bahasa Indonesia (Balai Pustaka, 2002), pengertian aktivis adalah sekelompok orang yang bekerja aktif mendorong pelaksanaan berbagai kegiatan di organisasinya. Artinya, dari defenisi tersebut dapat kita ambil kesimpulan bahwa aktivis merupakan orang-orang yang bergerak untuk melakukan sebuah gerakan perubahan dan memiliki wadah (perkumpulan, organisasi atau semacamnya) yang digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan dari perubahan tersebut. Berbicara tentang aktivis dalam kacamata lingkup mahasiswa,  Mahasiswa yang bertekad menjadi aktivis kampus adalah mahasiswa yang mempunyai komitmen besar dan langkah nyata dalam mengisi rutinitasnya selama masa perkuliahan. Mahasiswa Aktivis adalah mahasiswa yang memiliki cara pikir secara rasional, setiap langkahnya mampu menebarkan manfaat orang-orang yang berada di sekitarnya terutama bagi sesama mahasiswa. Aktivis kampus dapat dengan mudah ditemukan dalam ekosistem sudut-sudut kampus, kantin, pinggir halaman kampus, maupun mimbar demokrasi yang setiap minggu diadakan untuk membahas isu bersama seputaran kampus dan sosial. 

Mengutip dari lembar sejarah perjuangan –perjuangan pahlawan perempuan seperti tokoh R.A Kartini, Cut Nyak Dien, Cut Meutia dan masih banyak lagi pejuang-pejuang perempuan yang memberikan goresan yang begitu mendalam bahwa perempuan itu mampu, mampu memberikan berbagai perubahan sepenuhnya. Berbicara mengenai mahasiswa aktivis perempuan, banyak dari mereka yang memiliki potensi berambisi penuh untuk membuktikan bahwa mereka mampu memberikan perubahan dari pemikiran-pemikiran yang melemahkan semangat perempuan. namun sangat disayangkan jika ambisi tersebut diselewengkan hanya menampilkan esensi belaka untuk mencari eksistensi semata, semoga hal  itu tidak terjadi. 

Peran kaum perempuan dalam ruang sosial, ekonomi, ataupun politik di negeri ini terus meluas. Namun, di tengah peningkatan kualitas tersebut, hasil survei menunjukkan kaum perempuan justru cenderung makin konservatif. Tidak terkecuali dalam lingkup instansi pendidikan kondisi aktivis perempuan pun demikian. Sejauh ini kondisi aktivis perempuan dilingkungan kampus dirasa semakin tak terlihat. Berawal dari kurang adanya dorongan semangat secara internal maupun eksternal sangat berpengaruh pada rasa ketakutan dan lebih memilih untuk tetap pada zona nyaman tanpa mempertimbangkan tawaran –tawaran atas peluang besar yang diberikan sehingga selalu berpikir dampak pada hasil resiko berat disetiap keputusan. Semangat penulis untuk memberikan sentuhan bahwa semua bisa, perempuan tetap bisa mengambil peran seutuhnya untuk mendapatkan apa yang di harapkan. Langkah untuk Memulainya berawal dari meruntuhkan minside negative, karena sejatinya keberhasilan seseorang ditentukan bagaimana cara ia berpikir, untuk membangun pondasi kuat atas apa yang dicita-citakan. Selanjutnya Peran menanamkan rasa percaya diri bahwa kita bisa melakukan sesuai apa yang kita harapkan. 

Mengaca dari Posisi kedudukan perempuan dalam  kedudukan pemerintahan Indonesia memiliki porsi 30%, maka seharusnya dapat dijadikan gambaran bahwa peran perempuan terlebih aktivis perempuan untuk tidak saling menutup diri melangkah keranah public.  Menjadi aktivis kampus adalah beban pertama untuk dapat berkontribusi dalam kehidupan bermasyarakat sehingga tujuan untuk menjadi egaliter dapat tercapai dengan maksimal. Menjadi aktivis perempuan kampus tidak serumit yang dibayangkan, sejauh ini perempuan cenderung menunggu dorongan dari ekternal sehingga ketika dorongan internalnya belum terkoneksi terhadap analisa sosial dan  pada akhirnya akan kembali kepada subordinasi. Sudah saatnya para aktivis perempuan kampus tidak menutup diri. Alih-alih berpikir bahwa itu bukan porsinya, mari lanjutkan arah gerak perjuangan perempuan yang telah berpondasi kokoh.  

Banyak hal yang bisa menjatuhkanmu. Tapi satu-satunya hal yang benar-benar dapat menjatuhkanmu adalah sikapmu sendiri. Teruslah bermimpi, teruslah bermimpi, bermimpilah selama engkau dapat bermimpi! Bila tiada bermimpi, apakah jadinya hidup! Kehidupan yang sebenarnya kejam- R.A KARTINI

SALAM HORMAT SAYA UNTUK PEREMPUAN INDONESIA


Penulis : Ainur Rohmah

Editor : Denny Ramadhani

Tidak ada komentar