Breaking News

Harmoni Suara dan Pemikiran: KOPRI UNUSA Gelar Acara Diskusi dan Doa Bersama

 

Dalam sebuah peringatan yang penuh makna dan kehormatan, Hari Lahir KOPRI (Korps PMII Putri) ke-56 Tahun disambut dengan acara yang sarat makna untuk merayakan perjalanan panjang dalam membentuk karakter dan kepemimpinan pada kaum perempuan. Acara ini menjadi wujud penghargaan terhadap semangat dan dedikasi perempuan-perempuan yang telah menjadi bagian integral dari gerakan PMII. Peringatan Hari Lahir KOPRI bukan sekadar mengenang masa lalu, tetapi juga mengajak seluruh kader untuk merenung dan memperkuat tekad untuk melanjutkan perjuangan. Kehadiran generasi penerus KOPRI diharapkan dapat meneruskan tongkat estafet perjuangan dengan semangat yang tak kenal lelah.

KOPRI Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (UNUSA) menggelar rangkaian acara istimewa yang menggabungkan diskusi intelektual dan doa bersama. Musholla kampus B UNUSA bertransformasi menjadi ladang ide, di mana kader-kader KOPRI dengan penuh antusiasme membahas mengenai “Kecantikan itu merupakan sebuah kesempatan atau justru sebuah malapetaka?” yang tentunya pembahasan ini penting bagi kaum perempuan. Sementara itu, suasana penuh kekhusyukan tercipta ketika doa-doa dipanjatkan, menyatukan hati dan pikiran dalam harapan yang sama. Acara ini menjadi panggung bagi kolaborasi pemikiran dan spiritualitas yang membangun.

Dengan susunan acara yang terpadu, pembukaan diselenggarakan dengan penuh semangat oleh Sahabati Devana Berliana selaku Master of Ceremony yang memandu kegiatan dengan penuh keceriaan. Suara merdu melingkupi musholla kampus pada saat lagu Indonesia Raya, Mars Syubbanul Wathon, dan Mars PMII bergema. Kemeriahan semakin terasa ketika Ketua Umum KOPRI UNUSA, Sahabati Putri Amelia, memberikan sambutan yang sarat inspirasi, mengajak seluruh kader untuk mencurahkan ide-ide dalam diskusi mendalam.

Para kader KOPRI UNUSA dengan penuh kecerdasan berbagi pandangan dalam suasana yang penuh keakraban. Diskusi mendalam yang dipandu oleh Sahabati Azizatur Rofi’ah Maulidya selaku narasumber yang sangat inspiratif, menyoroti beauty privilege merujuk pada keuntungan atau hak istimewa yang diperoleh perempuan berdasarkan penampilan fisik atau kecantikan mereka. Fenomena ini menciptakan ketidaksetaraan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam hal pekerjaan, hubungan sosial, dan perlakuan dari masyarakat. Beauty privilege bersifat subjektif dan dapat bervariasi di setiap budaya dan konteks sosial. Keseimbangan antara penampilan fisik dan nilai-nilai internal, kepribadian, serta keahlian seharusnya lebih dihargai dalam sebuah masyarakat yang adil dan inklusif. Oleh karena itu, kaum perempuan perlu memiliki keseimbangan dalam spiritual, emosional, dan potensial agar tercipta inner beauty dalam diri perempuan.

Usainya sharing session diiringi dengan doa bersama yang dipandu oleh Sahabati Shofia, suasana musholla kampus seketika hening, merangkul harapan dan kebijaksanaan. Doa bersama menjadi momen sakral, di mana kader-kader KOPRI bersatu dalam doa untuk keberkahan dan kesuksesan, serta untuk seluruh perempuan yang terus berjuang demi terwujudnya keadilan dan kesetaraan. Suasana khidmat mengalun seiring dengan harapan dan cita-cita yang terpatri dalam doa-doa yang diucapkan dengan tulus. Setelah hari penuh makna itu, acara ditutup dengan apresiasi dan ungkapan terima kasih dalam penutupan, menyisakan jejak kesan dan kenangan indah.

Melalui acara ini, KOPRI bukan hanya menjadi simbol keberanian perempuan di lingkup mahasiswa, tetapi juga sebagai ajang untuk menggali potensi dan mengasah kepemimpinan para perempuan. Sebuah entitas yang memberikan peluang dan ruang bagi perempuan untuk tumbuh dan berkembang, mencerminkan makna dan nilai yang melampaui stereotip gender yang mengakui bahwa setiap individu, tanpa memandang jenis kelaminnya, memiliki potensi untuk berkontribusi secara signifikan terhadap perubahan positif dan pembangunan masyarakat. Semoga semangat dan nilai-nilai kebersamaan yang tercermin dalam peringatan Hari Lahir KOPRI ini terus menginspirasi dan memberikan dorongan bagi perempuan-perempuan Indonesia dalam menghadapi berbagai tantangan di masa depan.

Tidak ada komentar